Minggu, 29 Juli 2012

Airku Kehidupanku

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (Q.S.Ar-Rahman:13)

Nafas gratis, hal kecil yang sering terlupakan. Coba deh beli oksigen di apotek, bukan main harganya, mahal. Subhanallah, sungguh Allah SWT Maha Besar.

Gatel-gatel rasanya kalo sampe seharian nggak mandi. Aktivitas simple lainnya, mandi. Biasanya kita mandi nggak make mikir, langsung masuk ke kamar mandi dan jebar jebur sesuka hati, yang penting badan habis mandi udah wangi dan bersih aja. Kita yang tinggal menikmati air yang melimpah yang ada dirumah kita, entah dari sumur, air tanah yang dipompa atau air PDAM kadang suka nggak sadar banyak sodara kita yang kesusahan buat dapetin air bersih. Kita yang make air nggak make mikir (paling mikir buat bayar, itupun kalo inget :p) kadang (atau bahkan sering :p) lupa buat bersyukur atas nikmat air yang udah Allah SWT kasih buat kita.

Kebayang nggak sih gimana susahnya sodara-sodara kita yang susah buat dapetin air bersih? 

Hmm.. curhat dikit ya, dulu waktu sebelum aku tinggal di Jogja, aku menikmati masa SMP dan SMA ku di Samarinda. Sempet ngerasain yang namanya kesusahan dapet air bersih, padahal logikanya disana Sungai Mahakam gedenya bukan maen, lebarnya aja 1 km, belum panjanganya yg panjaaaaaaang banget, dengan kedalaman yang daleeeemmm banget, tapi kenapa masyarakat disana susah banget buat dapetin air bersih, miris. Air PDAM yang kita bayar tiap bulannya suka byar pet, yah nasibnya g jauh bedalah ama nasib listrik yang kalo g mati dalam sehari aja rasanya g afdol (*loh). Air juga gitu, suka mati. Jadi tiap rumah mau g mau punya satu atau lebih penampungan air. Sungguh berkah kalo hujan turun. Aku yang masih SMP dan SMA waktu itu selalu diwanti-wanti Ibu, kalo hujan buru-buru bawa ember keluar dan nampung air hujan buat mandi. Biar kata orang bahaya, tapi mau gimana lagi kondisi yang memaksa kita buat ngelakuin itu semua, haha lebay :p Kalo cuma ngandelin bak tampung air warna oranye yang kita punya dirumah itu, g bakalan mandi deh berhari-hari. Soalnya kan air juga buat nyuci, buat masak, de el el. Ada sih yang jualan air gitu, tapi antrinya bukan maen. Dan lagi-lagi nggak bisa diandelin si gendut oranye itu.

                                          ini contoh si gendut oranye kayak yg dirumah

Nah itu sedikit gambaran betapa berharganya setetes air buat manusia. :D 

Saat ditelpon ama Kiki kalo di Jogja ada daerah yang sampe kekeringan air, aku sedikit kaget. Dan saat diajak buat baksos air, aku mau banget karena aku sendiri pernah ngerasain gimana susahnya hidup tanpa air bersih. 

Yap, inilah Acara Bakti Sosial yang insya Allah akan dilaksanakan tanggal 12 Agustus 2012

Acara ini kerjasama antara Komunitas Ceria dengan Tim TAGANA Kab. Bantul dan Rumah Harapan 23. Semoga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, dan setidaknya bisa sedikit membantu masyarakat dalam pengadaan pasokan air bersih mendekati Hari Raya Idul Fitri 1433 H, aamiin yaa Robbal 'alamiin :)

Siapa saja boleh ikut dan bergabung dalam acara ini. Yuk ikutan ;)




Sabtu, 28 Juli 2012

Komunitas Ceria

”Hendaklah kamu tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah saling membantu dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras dalam hukuman-Nya.” (Q.S. Al-Maidah ayat:2)

Bangga, bahagia, dan terharu bercampur menjadi satu. Karunia Allah SWT memang sungguh luar biasa. Sujud syukur hanya kuberikan pada Allah SWT atas nikmat yang begitu banyak diberikan-Nya padaku, manusia yang penuh dosa dan kesalahan. Bagaimana tidak? Dia telah memberikan nafas gratis, negara yang aman dan nyaman, lingkungan yang taat pada-Nya, dan yang paling penting adalah teman-teman yang subhanallah.

Yap, aku bersyukur banget dikirim Allah SWT ke Jogja buat menuntut ilmu dan dipertemukan dengan teman-teman yang luar biasa. Luar biasa karena semua ingin selalu dekat dengan-Nya dan selalu saling mengingatkan satu sama lain. Dan yang terpenting adalah keinginan dan semangat untuk selalu berbagi mereka yang selalu membara dan tak pernah padam, subhanallah :')

Awalnya kami semua dipersatukan dalam wadah organisasi keagamaan mahasiswa yang ada di kampus kami, yaitu Keluarga Muslim Fakultas Hukum UGM dan juga organisasi kemahasiswaan Dewan Mahasiswa Justicia. Dikedua organisasi tersebutlah kami banyak belajar hal-hal tentang nikmatnya berbagi dengan sesama. Serigkali kami ke desa-desa yang ada disekitar wilayah D.I. Yogyakarta, untuk sebatas berbagi apa yang kami miliki sebagai mahasiswa, misalnya tenaga "muda" kami yang mungkin bisa sedikit bermanfaat bagi masyarakat.

1 tahun, 2 tahun, tak terasa kami sudah harus mengakhiri status "mahasiswa" yang tak mungkin kami sandang secara terus menerus. Teman-teman yang tak semuanya berasal dari Yogyakarta, perlahan sudah pulang ke daerah mereka masing-masing. Aku, yang hidup secara nomaden karena tugas orang tua yang selalu pindah-pindah, akhirnya tetap bertahan di Yogyakarta dan statusku akhirnya menjadi penduduk Kabupaten Sleman :D

Terpikir dibenak tentang berbagai keinginan untuk bisa melakukan berbagai kegiatan seperti dulu saat masih menyandang status sebagai mahasiswa, namun belum bisa kesampaian untuk melaksanakannya. Sempat ingin membuat sebuah perpustakaan keliling dengan seorang sahabat, Westy, yang berasal dari Sibolga, namun niat itu belum bisa terlaksana karena Westy sudah diterima bekerja disalah satu Bank Nasional dan harus meninggalkan Jogja, hiks :')

Allah SWT, Maha Mengetahui segala-galanya. Suatu sore menjelang ramadhan 1433 Hijriyah, saat sedang buru-buru mandi, tiba-tiba ada sms masuk dari Kiki (Wahyu Rizki) temen sekampus juga dan orang Bantul asli :) dia sms bilang mau ngajak buat ngadain baksos. Subhanallah, rasanya pengen lonjak-lonjak kegirangan baca sms itu. Aku seketika mengiyakan niat baik temenku itu. Dia juga sms temenku yang lain ada anjar dan isti. Mereka juga mengiyakan.

                                ini Kiki dan Isti :D punggawa-punggawa Bantul 

Alhasil disepakatilah rapat perdana kami tanggal 19 Juli 2012. Saat itu yang bisa hadir hanyalah aku, kiki dan umam. Anjar dan isti nggak bisa datang karena ada hal lain yang harus dikerjakan. Nggak masalah sama sekali. Akhirnya dengan basmalah kami memulai rapat perdana tersebut. Berbagai ide sudah kami tuangkan dalam tulisan untuk diwujudkan dalam sebuah proposal, namun satu hal yang kami lupa. Kami belum memiliki nama komunitas untuk menunjukkan identitas diri kami. Akhirnya kami mencari ide dan menemukan sebuah nama yang lucu, simpel, menarik, dan tentunya penuh makna. Ceria. Yap! Komunitas Ceria. Itulah nama yang kami pilih. 





                               ini dia logo Komunitas Ceria, by: M.W. Umam :D



Nama itu bukanlah sekedar nama tanpa makna. Dengan identitas ceria, kami mengajak siapapun untuk dapat bergabung dalam komunitas ini yang tujuan kedepannya ialah untuk saling berbagi keceriaan menjemput cinta-Nya. 

Ajakan secara lisan dan media sosial membuahkan hasil. Alhamdulillah banyak teman yang bergabung di komunitas ini dan menyatukan hati bersama di komunitas ini. Ada qorin, sutan, edo, unik, yogi, shanty, dan mas rifai.

Bismillah, agenda pertama Komunitas Ceria ini akan diawali dengan kegiatan bakti sosial di Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul yang memang selalu kekurangan air bersih, terlebih saat kemarau seperti saat ini. Semoga Allah SWT meridhoi acara dan komunitas ini, aamiin :)
Ayo siapa yang mau bergabung lagi?