Minggu, 07 Oktober 2012

Westy, Si Apa Adanya

Sibolga, 26 Juni 1989. Seorang ibu melahirkan putri yang istimewa ke muka bumi ini. 

Always Ceria! Itulah motto hidupnya.

Kuning. Adalah warna kesukaannya.

Mengenalnya dan dekat dengannya merupakan suatu anugerah terindah yang pernah kumiliki. Aku disini tidak mau berlebihan dalam menilainya. Tapi itulah dia apa adanya.

Westy Nanda Silitonga.

Seorang gadis batak, tapi tak kan ada yang menyangka jika ia adalah asli suku batak (yang khas dengan nada suara yang tinggi dan tegas). Ia lemah lembut dalam bertutur kata, ceria, dan selalu menjadi penghibur hati dimanapun ia berada. 

Makhluk satu ini menurutku memiliki aura positif yang overload. Dimanapun ia berada, disana pasti terdapat keceriaan.

Apa yang ia lakukan adalah tulus apa adanya.

Berawal dari sebuah pelantikan suatu organisasi mahasiswa. Aku ditempatkan di Departemen Advokasi. Yah, disanalah awal mula perkenalan kami. Pelantikan tersebut tepatnya di bunderan UGM. Setelah berdiskusi sedikit dengan para sesepuh organisasi, kami para anggota baru organisasi kemahasiswaan tersebut bergegas pulang karena adzan maghrib sudah berkumandang. Saat itu motor kutinggal di fakultas, jarak antara lokasi pelantikan dengan fakultas jika ditempuh dengan berjalan kaki memakan waktu sekitar 10 menit. Lumayan juga. Saat itu aku mulai banyak bercerita dengan westy. Aku ingat saat itu kami sama-sama berjalan cepat untuk menuju fakultas. Kami saling bertanya asal usul kami.
 

Selanjutnya pertemanan kami makin erat karena rapat departemen sudah mulai sering dilakukan. Karena pulang rapat sering malam, saat itu dia belum bersepeda ke kampus, melainkan berjalan kaki. Jadi, kebetulan aku yang membawa motor, kita sering bareng. Kos dia dan kos aku cukup dekat. Jadi sekalian aja bareng. Biasanya habis rapat kita berburu makan malam yang hemat. Biasanya kita makan ayam goreng Pak Joko, karena nasinya banyak dan ayamnya gede banget, harganya juga murah banget [tapi sekarang udah nggak ada :( ], kalo enggak kita makan di mbok galak yang lebih murah, hehe.

Tidak ada ikrar persahabatan yang kami buat. Tapi hati kami yang menyatu dengan sendirinya.

Sikap apa adanya dia lah yang membuatku selalu ingin mencontohnya. Ia adalah gadis yang over mandiri bukan gadis manja, prinsip hidupnya selama ia masih bisa melakukan sesuatu dengan apa yang ia miliki maka ia akan melakukannya sendiri. Sifat ini kadang menjadi kelemahan baginya sendiri, karena tiap masalah ia handle sendiri dan untuk bercerita pun ia jarang. Ia tak suka merepotkan teman. Tapi ini akan menjadi pikiran yang over untuknya. Hingga akhirnya jika ia tak tahan, bisa terlihat dari raut wajahnya. Dan seketika itu juga jika aku menanyakan westy kenapa? Kemudian bagaikan gencatan senjata, ia menumpahkan segala permasalahan yang memenuhi pikirannya padaku. Aku hanya bisa tersenyum, sungguh tangguh gadis didepanku ini, ucapku dalam hati.

Keadaan apapun selama aku berada di kota gudeg ini, tak terlepas dari perannya. Saat aku menjadi wali untuk adikku yang melanjutkan sekolah menengah atas di kota gudeg ini, itupun tak pernah terlepas darinya. Mulai dari rapat orang tua wali murid adikku, aku dan westy yang menghadiri. Dari adikku masuk SMA sampai dengan perpisahan sekolahnya. Aku dan westy yang menghadiri dan berperan sebagai wali adikku (bapak ibuku nggak tinggal di jogja soalnya).

Suatu hari aku pernah marah padanya, cerita itu berawal saat aku dirawat dirumah sakit di jogja. Beberapa teman termasuk Westy, dengan sabar menungguiku di rumah sakit. Rumah sakit itu terletak di ring road, yang aku enggak sampai hati Westy datang bolak balik ke rumah sakit menggunakan sepeda pink nya. Sepeda mininya. Ring road di jogja ini cukup ramai, aku bener2 enggak sampai hati. Tapi Westy kekeuh untuk menjagaku di rumah sakit sampai aku sembuh. 3 hari setelah keluar rumah sakit, aku mendengar kabar bahwa sepulang aku keluar dari rumah sakit ia tertabrak motor di ring road depan rumah sakitku itu. Dan ia mengatakan pada semua orang agar jangan memberitahuku karena ia tidak ingin membuatku khawatir. Aku marah dan langsung menelponnya. Tapi dengan enteng dia bilang dia nggak kenapa2, dan hanya lecet sedikit. Padahal sepedanya rusak dan dia nggak bisa jalan. Sungguh aku jarang menemukan teman setulus westy :')

Keceriaannya selalu membekas dihati. Ketika aku dilanda masalah, aku bisa segera move on karena virus positif yang selalu ia tularkan padaku. 

Ia gadis yang cerdas dan bisa membanggakan orang tua dan keluarganya. Ia lulus kuliah menyandang predikat cumlaude ditengah kesibukannya menjadi aktivis sejati dan kegiatan lainnya. Dan kini ia telah bekerja di sebuah lembaga perbankan yang membanggakan. Kebahagiaan itu tentunya sekaligus kesedihan yang harus aku terima karena saat itu juga aku harus berpisah dengannya.

Semoga perpisahan raga tak kan pernah memisahkan hati kita :)


Jumat, 05 Oktober 2012

iTu dESISan yang harus selesai dalam sekejap

Alay banget ya judulnya, wehehe :D sebenernya kali ini sesi curhat. Dulu jaman sekolah, kalo udah mau ujian akhir nasional semua tegang dan belajar segiat-giatnya biar cepet lulus. Pihak sekolah juga nggak akan biarin muridnya buat santai-santai. Sekolah dulu bahkan menyediakan jam ekstra buat belajar, biar satu sekolah semua lulus 100%. 

Begitu masuk perguruan tinggi, kondisi itu berbalik 180 derajat. Gak bakalan ada yang mau peduli ama kita. Nggak akan ada yang nyuruh buat rajin sekolah dan sebagainya. Semua serba kesadaran diri sendiri. Bahkan nggak jarang kejadian kalo udah jadi mahasiswa dan tinggal pisah dari ortu banyak memanfaatkan waktu untuk bolos kuliah, dengan alasan ketiduran wekekeke :D lucu, tapi itu emang nyata. Biasanya kalo dirumah ada ibu yang bangunin, tapi begitu pisah dari ortu nggak ada lagi yg bangunin. Permasalahan mahasiswa nggak berenti sampe disitu. Kalo udah keseringan nggak masuk kuliah, permasalahan yang bakal dihadepin adalah nggak boleh ikut ujian. Wah, pasti udah kebakaran jenggot kalo udah kayak gitu. Berbagai carapun ditempuh buat bisa ikut ujian, dari yang halal sampai yang haram :D

Belum lagi kalo udah jadi mahasiswa angkatan tua *.* Skripsi menghantui. Makan inget skripsi, tidur mimpi skripsi, duduk juga inget skripsi. Mungkin skripsi adalah hal yang paling menakutkan mengalahkan hantu-hantu terserem yang ada dimuka bumi ini, wahaha 
Dan sebenernya saat ngerjain skripsi ada hal yang lebih menakutkan dan bikin penyelesaian skripsi jadi terhambat. Itu nggak lain nggak bukan adalah MALAS. dziiingggg kalo udah dihinggapi rasa itu, adooohh rasanya buat nyentuh komputer aja alergi banget *kecuali buat ngenet* #pengalaman pribadi sepertinya ;) Belom lagi kalo ketemu dosen pembimbing skripsi, langsung salah tingkah dan kalo bisa lari mungkin bisa kecepatan 100 km/jam.

Nah kalo sampe lanjut sekolah lagi dan es nya makin banyak (es 1 + es 1 = es 2 *pilek*), beda ama jaman bikin skripsi di es 1. Baru aja masuk kuliah, belom ada sehari pasti pikirannya udah pengen ngerjain tesis ajah, hadooww.. Biasanya karena faktor tuntutan usia (red: tua) :D Kurikulum belom ngijinin buat bikin tesis tapi udah ngebet aja. Yap, lika liku didunia pendidikan ini lucu dan unik. Nikmatin aja semuanya. Semoga apapun yang sedang dikerjakan bisa berjalan lancar dan cepet selesai. Karena masih banyak antrian sederet agenda yang harus dikerjakan demi mencapai cita dan harapan. Always say Bismillah :)